Selasa, 07 September 2021

Implementasi Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Proyek Pembangunan Gedung Hotel GrandZuri Extension Padang

 

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG HOTEL GRAND ZURI EXTENSION PADANG

Implementation Of Occupational Health And Safety Management System In The Grand Zuri Extension Hotel Building Project, Padang

Junaidi

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Ekasakti Padang

Jl. Veteran Dalam No. 26 B Padang, Indonesia 25115 BOX 9 Telp. (0751) 28859 – 26770 – 267565 – 32693 Fax. (0751) 32694 PADANG

Email: junaidipiliang09@gmail.com

ABSTRAK

Perkembangan di dunia konstruksi semakin meningkat, sehingga bahaya akan lebih besar, maka diperlukan manajemen K3 secara lengkap dan utuh. Apabila sebuah perusahaan mengabaikan penerapan SMK3 pada saat pekerjaan konstruksi berlangsung, maka kecelakaan kerja akan sering terjadi. Dalam mengurangi resiko kecelakaan kerja pada pekerjaan konstruksi yang ada salah satunya pada proyek Pembangunan Gedung Hotel Grand Zuri Extension Padang, dimana penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sejauh mana tingkat implementasi SMK3 yang mengacu pada safety passport 7 rules serta untuk mendeskripsikan faktor penghambat penerapan program K3. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode wawancara dengan pendekatan safety passport 7 rules tujuannya untuk menemukan, membuktikan, serta mengembangkan data dilapangan. Saat ini masih dalam keadaan wabah corona, maka pengumpulan data primer dilakukan dengan menyebarkan kuisioner secara online kepada responden. Responden berjumlah 45 orang. Analisis data dilakukan dengan bantuan program pengolah data SPSS 22 yang meliputi uji validitas dan reliabilitas. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, implementasi SMK3 berdasarkan safety passport 7 rulespada segi keselamatan penerapan SMK3 masih 59%, pada segi kesehatan penerapan SMK3 80%, dan pada segi produktivitas pekerja penerapan SMK3 89 %.Dari hasil tersebut dapat diketahui pada segi keselamatan manajemen K3 masih kurang baik.Faktor penghambat penerapan program K3 yang peneliti temukan adalah kurang perhatian perusahaan terhadap K3 pekerja, perusahaan tidak mengadakan pelatihan K3. Selain itu, juga kurangnya kesadaran pekerja terhadap pentingnya keselamatan bekerja. Saran yang perlu diberikan adalah perusahaan meningkatkan perhatian terhadap keselamatan pekerja di proyek konstruksi seperti melengkapi APD, rambu-rambu K3 serta pelatihan K3 untuk mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja.

Kata Kunci : Implementasi SMK3, Safety Passport 7 Rules, Validitas, Reliabilitas

I.         PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Pekerjaan konstruksi merupakan kegiatan yang cukup banyak menggunakan berbagai peralatan, baik canggih maupun manual. Peralatan ini dilaksanakan di lahan yang luas dalam berbagai jenis kegiatan sehingga menyebabkan resiko tinggi terhadap kecelakaan. Di samping peralatan, berkurangnya pengetahuan pekerja mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta kepedulian dalam hal pengawasan K3 juga salah satu penyebab terjadinya kecelakaan (Suhartono, 2017).

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan mencatat tahun 2015 jumlah kecelakaan kerja adalah 105.182 kasus, dimana tercatat 2.375 kasus yang terjadi adalah kasus kecelakaan berat yang mengakibatkan kematian (BPJS Ketenagakerjaan, 2016). Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyebutkan bahwa sektor konstruksi merupakan penyumbang terbesar angka kecelakaan kerja disusul dengan insustri manufaktur sebesar 32%, berbeda dengan sektor transportasi (9%), kehutanan (4%) dan pertambangan (2%) (Berita PUPR, 2016). Pernyataan tersebut diperkuat pula dengan data dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang menegaskan 32% kasus kecelakaan kerja yang ada terjadi di sektor konstruksi (BPJS Ketenagakerjaan, 2016). Hal ini berarti semakin besar jumlah tenaga kerja, resiko terjadinya kecelakaan kerja khususnya di sektor konstruksi juga semakin besar.

Penyebab utama kecelakaan secara umum berasal dari faktor manusia serta faktor konstruksi, alat dan lingkungan. Sebagai contoh, beberapa sifat manusia seperti emosional, kejenuhan, kecerobohan, kelengahan, terlalu percaya diri dan instruksi kerja yang tidak jelas atau kurang dipahami oleh pekerja. Hal tersebut kurang diperhatikan oleh para pelaku konstruksi yang dengan seringnya mengabaikan penggunaan peralatan pelindung yang sebenarnya telah diatur dalam pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) konstruksi (Ayu Wahyuni O.S, 2019).

Sama halnya dengan proyek yang sedang dilaksanakan saat iniyaitu pembangunan gedung Hotel Grand Zuri ExtensionPadang yang letak pembangunannya bersebelahan dengan Hotel Grand Zuri sebelumnya. Pembangunan ini dilaksanakan oleh PT. Grand Zuri Hotel. Proyek ini sangat berpotensi terjadinya kecelakaan kerja seperti yang disampaikan oleh Bapak Hermansyah R. selaku Project Manajer, yaitu:

“Dalam proses pembangunan Gedung Hotel Grand Zuri Extension ini, Petugas K3 hanya mengontrol pekerja hanya 2 jam saja perhari. Pada proses kerja berlangsung banyak pekerja yang tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) seperti Helm Safety, Body Harnes, sepatu, sarung tangan dan APD lainnya. Sehingga pekerja mengalami kecelakaan yaitu pada saat pemasangan scaffoldinguntuk pekerjaan pemasangan bekisting plat lantai pekerja tidak memakai body harrnes sehingga pekerja hampir terjatuh karena terpeleset dan juga kaki pekerja tertusuk paku pada saat pengangkatan material selain itu kepala pekerja sering terbentur saat berjalan dibawah scaffolding karena tidak memakai helm dan kecelakaan lainnya”.

Berdasarkan pengamatan peneliti pada Proyek Pembangunan Gedung HotelGrand Zuri Extension Padang pada bulan Februari 2020, peneliti melihat kurangnya kesadaran pekerja terhadap keselamatan dan kesehatan saat melakukan pekerjaannya. Pada pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Gedung Hotel Grand Zuri Extension Padang tidak mempunyai Konsultan SMK3, hanya mempunyai petugas K3. Biaya pada proyek pembangunan Gedung Hotel Grand Zuri ini adalah secara bertahap karena dana pembangunannya dari pemilik Hotel Grand Zuri sendiri.

Dari uraian diatas, untuk mengetahui sejauh mana penerapan SMK3 pada proyek konstruksi guna mengurangi angka kecelakaan kerja, maka perlu dilakukan penelitian tentang Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada Proyek Pembangunan Gedung Hotel Grand Zuri Extension Padang dengan menganalisis setiap pekerja


1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut:

1.      Bagaimana Implementasi atau penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada Proyek Pembangunan Gedung Hotel Grand Zuri Extension Padang oleh PT. Grand Zuri Hotel?

2.      Apakah faktor yang menyebabkan program keselamatan dan kesehatan kerja menjadi terhambat?

1.3  Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1.         Untuk mendeskripsikan Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada Proyek Pembangunan Gedung Hotel Grand Zuri

Extension Padang.

2.         Untuk mendeskripsikan faktor penghambat dalam pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja.

II.      TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Sejarah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Inspeksi atau pengawasan K3 telah didesentralisasikan sejak tahun 1984, sehingga pemerintah provinsi dapat melakukan inspeksi secara independen dan otonom, tanpa dibimbing dan diawasi oleh Pemerintah Pusat secara ketat. Beberapa pihak menyambut inisiatif ini dengan  baik, tetapi pihak-pihak lainnya memperdebatkan kalau hal tersebut akan membuat inspeksi K3 menjadi terlalu terdesentralisasi sehingga akan mendatangkan lebih banyak kerugian dari pada kemajuan dalam situasi lingkungan kerja Indonesia secara keseluruhan. Diakui oleh banyak unsur ILO bahwa selama krisis ekonomi, langkah penghematan pertama ditempuh oleh banyak perusahaan Indonseia dengan mengurangi investasi K3. Dalam rapatnya, perhatian terhadap masalah K3 masih amat terbatas bila dibandingkan dengan perhatian pada hal-hal yang menjadi pokok perundingan seperti masalah pengupahan dan pemberian tunjangan kepada karyawan atau masalah lapangan kerja dan pengangguran (Marrkanen, 2004).

2.2  Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja yang efisien, aman dan produktif.

                   Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sendiri adalah proses pengintegrasian atau mengintegrasikan antara prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja ke dalam sistem perusahaan.

 

2.3  Tujuan SMK3

Tujuan Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sesuai peraturan pemerintah No.50 tahun 2012:

1.      Bertujuan dalam meningkatkan efektifitas dalam perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja dengan melakukan beberapa cara, yakni terencana, terstruktur, terukur dan terintegrasi.

2.      Bertujuan dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja serta mengurangi penyakit yang ditimbulkan akibat pekerjaan, dengan cara melibatkan tenaga kerja atau pekerja, pihak manajemen dan serikat pekerja.

2.4  Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Implementasi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah pelaksanaan / penerapan. Sedangkan pengertian umum adalah suatu tindakan atau pelaksanaan rencana yang telah disusun secara cermat dan rinci (matang).

Kata implementasi sendiri berasal dari bahasa Inggris “to implement” artinya mengimplementasikan. Tidak hanya sekedar aktivitas, implementasi merupakan suatu kegiatan yang direncanakan serta dilaksanakan dengan serius juga mengacu pada norma-norma tertentu guna mencapai tujuan kegiatan.

Jadi implementasi SMK3 adalah suatu kegiatan yang direncanakan serta dilaksanakan dengan serius juga mengacu pada norma-norma tertentu guna mencapai tujuan kegiatan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

2.5  Hambatan Implementasi Program K3

Dalam beberapa kasus implementasi K3 sering tidak dapat berjalan dengan efektif. Menurut Ruskiawan (2009), faktor yang dapat menghambat penerapan K3 dalam proyek, antara lain:

1.             Belum adanya kepedulian dalam penerapan K3 pada proyek konstruksi bangunan, baik dari pihak manajemen dan tenaga kerja (dalam proyek pembangunan).

2.             Belum ada acuan peraturan atau pedoman untuk penetapan anggaran biaya K3 konstruksi.

3.             Korban kecelakaan dibidang konstruksi bangunan pada umumnya adalah tenaga harian lepas, sehingga kurang terkontrol oleh perusahaan.

2.6  Safety Passport 7 Rules

Safety Passport merupakan dasar seseorang dapat terjun atau menjalankan sistem keselamatan dan kesehatan kerja dan langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam sebuah pekerjaan, baik dari segi karyawan, produk, waktu yang dapat merugikan perusahaan (Seminar Balai K3, 2010).

safety passport mempunyai alat yang dapat mengidentifikasi dan membantu sebuah perusahaan atau instansi dalam meminimalkan resiko kerja yaitu safety passport 7 rules. Safety passport 7 rules merupakan sebuah alat untuk mengananlisis sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dari aspek setiap pekerja.

Untuk menganalisis sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) berdasarkan safety passport 7 rules dapat menggunakan aturan SPIE (Security Professionals Information Exchange). SPIE adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis salah satunya pada dunia konstruksi dalam jangkauan lokal maupun Internasional.

Dibawah ini merupakan 7 aturan SPIE yang dapat digunakan dalam sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

1.        Saya harus mencari keadaan tempat yang berpotensi bahaya.

§   Sudahkah pemimpin menunjukkan kepada anda isu Eksternal dan Internal dari tempat kerja dan resiko yang saat ini ada ditempat kerja?

§   Saya baru saja mendapatkan berita buruk

§   Saya lelah, punggung saya terluka, saya tidak dapat melihat dengan baik

§   Saya tidak terlalu mengerti, tapi saya tidak mau bertanya kembali

§   Saya melakukan ini semua untuk menghemat waktu, walaupun saya mengetahui ini tidak dibolehkan

§   Saya tidak tidur dengan baik tadi malam

§   Saya kira itu sudah dimatikan

§   Saya kira pelindung yang saya pakai sudah digunakan dengan baik, saya selalu melakukan itu seperti biasanya

§   Saya melakukan itu setiap waktu, tidak seorang pun yang mengomentari apa yang saya kerjakan

§   Saya melakukan itu tanpa berpikir

§   Memegang alat dengan satu tangan yang seharusnnya dipegang oleh dua tangan

§   Melakukan perbaikan cepat pada peralatan listrik

§   Menempatkan lengan saya dekat dengan peralatan

§   Apakah saya ingat untuk mematikan mesin yang sudah tidak digunakan?

§   Apakah saya menggunakan pengaman untuk kebisingan yang saya buat dan atau kebisingan yang ada dilingkungan saya?

§   Apakah saya mengetahui seberapa besar kebisingan yang dibuat oleh peralatan saya?

§   Semua peralatan kerja dalam keadaan baik dan layak pakai

§   Perusahaan selalu menyediakan pelindung kerja seperti helm, sepatu boots, sarung tangan, masker, dan yang dapat menghindari saya dari kecelakaan kerja

§   Perusahaan melakukan pengawasan secara lebih intensif terhadap pelaksanaan pekerjaan saya

§   Perusahaan menyediakan obat-obatan untuk pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan

§   Perusahaan memberikan jaminan kesehatan kepada setiap pekerja

§   Apakah saya mengetahui aturan pengangkatan barang dan saya melakukannya dengan benar?

§   Apakah tali pengaman dalam kondisi baik?

§   Sudahkah tali, rantai, kait, dan yang lainnya telah diperiksa?

§   Semua bagian dari peralatan yang berbahaya telah diberi suatu tanda-tanda

§   Sudahkah prosedur pengikatan diperiksa secara sistematis?

§   Apakah saya selalu menggunakan helm dan sarung tangan?

§   Melakukan perbaikan cepat pada peralatan istrik

§   Menempatkan lengan saya dekat dengan peralatan

§   Tersandung alat ketika sedang berjalan

§   Apakah saya selalu merapikan tempat kerja saya?

§   Apakah saya selalu mengikuti peraturan yang telah ditentukan?

§   Apakah saya menggunakan sepatu pengaman?

§   Apakah saya pernah terburu-terburu dalam menuruni tangga dengan membawa barang banyak?

§   Apakah jalur yang ada selalu dibersihkan secara teratur?

§   Apakah saya selalu membaca aturan pakai sebelum menggunakan produk kimia?

§   Apakah peralatan listrik yang saya gunakan dalam kondisi baik?

§   Memegang alat dengan satu tangan yang seharusnya dipegang oleh dua tangan?

§   Melakukan perbaikan cepat pada peralatan listrik?

§   Menempatkan lengan saya dekat dengan paralatan?

2.        Saya harus berpikir sebelum melakukan tindakan

§   Apakah saya harus bertanya jika saya tidak mengerti bagaimana cara mengerjakannya atau bekerjanya?

3.        Saya harus melindungi diri dengan menggunakan PPE (Personal Protect Equipment)

§   Apakah saya sudah tepat menggunakan PPE?

§   Apakah PPE yang saya gunakan layak digunakan?

4.        Saya harus mengikuti aturan dan prosedur

§   Apakah saya sudah mengikuti aturan yang ada?

§   Apakah saya sudah mengerti dengan peraturan yang dibuat?

§   Saya mengetahui karakteristik peralatan kerja yang disediakan oleh perusahaan

§   Saya mengetahui fungsi peralatan yang kerja yang disediakan oleh perusahaan

§   Saya memahami mekanisme kerja peralatan yang disediakan perusahaan

§   Saya mampu menggunakan peralatan kerja dengan efektif

§   Saya mampu menyelesaikan pekerjaan saya dengan baik

5.        Menjaga kebersihan lingkungan kerja

§   Apakah saya pernah meninggalkan peralatan kerja saya berserakan dimana saja?

6.        Saya harus menolak ide-ide lama

§   Keselamatan untuk pemula, bukan untuk pekerja yang sudah berpengalaman

7.        Saya harus segera bertindak dan menginformasikan kepada atasan saya

§   Apakah saya mempunyai semangat yang besar untuk pekerjaan yang saya lakukan?

2.7  Uji Validitas dan Reabilitas Dengan SPSS

Validitas dan reabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana quisioner yang dibuat tepat dan dapat diandalkan untuk sebuah penelitian. Sebelum melakukan pengujian, baiknya diketahui terlebih dahulu apa dan bagaimana suatu quisioner bisa dikatakan valid dan reliabel.

1.             Uji Validitas

Uji ini dilakukan dengan cara membandingkan angka r hitung dan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka item dikatakan valid dan sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka item dikatakan tidak valid. r hitung dicari dengan menggunakan program SPSS, sedangkan r tabel diambil dengan dasar buku Tabel r (Koefisien Korelasi Sederhana) df = 1 – 200. Tingkat signifikansi untuk uji dua arah 5%.

2.             Uji Reabilitas

Uji ini dilakukan dengan cara membandingkan angka cronbach alpha dengan ketentuan nilai cronbach alpha minimal adalah 0,6. Artinya jika nilai cronbach alpha yang didapatkan dari hasil perhitungan spss lebih besar dari 0,6 maka disimpulkan quisioner tersebut reliabel, sebaliknya jika cronbach alpha lebih kecil dari 0,6 maka disimpulkan tidak reliabel.

2.8  Persentase Jawaban Responden

     Persentase jawaban responden ini bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah responden menjawab berdasarkan model yang dibuat pada sebuah kuisioner penelitian. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase jawaban responden ini adalah jumlah jawaban / total responden, maka didiapatkan berapa persentase jawaban.Kriteria pengambilan persentase jawaban tersebut adalah dengan menggabungkan model jawaban yang positif dengan positif dan negatif dengan nagatif untuk menganalisis persentase jawaban tersebut.

2.9  Penelitian Terdahulu

Penelitian yang mempunyai relasi atau keterkaitan dengan kajian ini antara lain:

1.        Gadis Rosita Sari yang berjudulStudi Implementasi Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Proyek Pembangunan Hotel Brothers Solo Baru PT Wijaya Karya Bangunan Gedung tahun (2013). Yang bertujuan untuk mengatahui penerapan sistem keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan safety passport 7 rules pada Pembangunan Hotel Brothers oleh PT. WIKA Bangunan Gedung (WIKA Gedung), untuk mengetahui faktor penghambat dalam pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja, dan untuk mengetahui usulan perbaikan berdasarkan safety passoprt 7 rules untuk meminimalisir resiko kecelakaan kerja pada Pembangunan Hotel Brothers oleh PT. WIKA Bangunan Gedung (WIKA Gedung).

2.        Ayu Wahyuni Octafany S yang berjudul Analisis Implementasi SMK3 dan Strategi Pengendalian Kecelakaan Kerja Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Jembatan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung Seksi II) tahun (2019). Yang bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana implementasi SMK3 yang telah dilakukan terkait mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja di proyek jembatan Tol Kayu Agung – Palembang – Betung Seksi 2, mengevaluasi faktor yang menjadi kendala utama dalam implementasi SMK3 terkait mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja di proyek konstruksi, dan untuk menganalisis strategi apa yang paling efektif dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja di proyek konstruksi.

3.    Achmad Ramadhan yang berjudul Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) (Studi Kasus: Pada Proyek Pembangunan Jalan Rawa Buaya, Cengkareng) tahun (2012). Yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) pada proyek pembangunan jalan di Rawa buaya, Cengkareng.

III.  METODOLOGI PENELITIAN

3.1  Metode Pengumpulan Data

Data primer pada penelitian ini didapat dengan metode wawancara dilapangan yang mana ditujukan kepada pekerja yang berjumlah 45 orang. Pada saat ini karena pandemi wabah corona belum hilang seluruhnya, hal ini tidak memungkinkan melakukan wawancara kepada pekerja secara langsung dilapangan. Maka, wawancara dilakukan secara online dengan membuat kuisioner dengan Google Formulir yang nantinya akan di bagikan kepada setiap pekerja. Setiap pertanyaan yang diajukan kepada pekerja berdasarkan dari safety passport 7 rules yang dibagi dalam 3 kateegori yaitu keselamatan, kesehatan kerja, dan produktivitas pekerja. Tingkat pengetahuan diukur dengan kuisioner dengan sakala Likert dengan model jawaban:

5 = Sangat Setuju

4 = Setuju

3 = Tidak Setuju

2 = Sangat Tidak Setuju

1 = Tidak Tahu


 

                                       Berikut tabel quisioner penelitian:

                                       Nama responden:............................

                                                 Umur responden:............................

                                                Kota asal responden:.......................

                                                 Pendidikan terakhir responden:........

                                                Bidang pekerjaan responden:...........

A.            Keselamatan Kerja (X¹)

Tabel 3.1    Daftar Pertanyaan Keselamatan Kerja (X¹)

Pertanyaan

SS

S

TS

STS

TT

5

4

3

2

1

 

1.         Sudahkah pemimpin menunjukkan kepada Anda terhadap Isu Eksternal dan Internal dari tempat kerja dan resiko yang saat ini ada ditempat kerja?

 

 

 

 

 

2.         Perusahaan selalu menyediakan pelindung kerja seperti helm, sepatu boots, sarung tangan, masker, dan yang dapat menghindari saya dari kecelakaan kerja

 

 

 

 

 

3.          Perusahaan melakukan pengawasan secara lebih intensif terhadap pelaksanaan pekerjaan saya

 

 

 

 

 

4.          Perusahaan memberikan pelatihan bagi setiap pekerja untuk bertindak dengan aman

 

 

 

 

 

5.          Semua peralatan kerja dalam keadaan baik dan layak pakai

 

 

 

 

 

6.          Apakah saya mengetahui aturan pengangkatan barang dan saya melakukannya dengan benar?

 

 

 

 

 

7.         Apakah tali pengaman dalam kondisi baik?

 

 

 

 

 

8.         Sudahkah tali, rantai, kait, dan yang lainnya telah diperiksa?

 

 

 

 

 

9.         Semua bagian dari peralatan yang berbahaya telah diberi suatu tanda-tanda

 

 

 

 

 

10.     Sudahkah prosedur pengikatan diperiksa secara sistematis?

 

 

 

 

 

11.     Apakah saya selalu menggunakan helm dan sarung tangan?

 

 

 

 

 

Sumber: Safety Passport 7 Rules

 

B.            Kesehatan Kerja (X²)

Tabel 3.2    Daftar Pertanyaan Kesehatan Kerja (X²)

Pertanyaan

SS

S

TS

STS

TT

5

4

3

2

1

 

1.         Saya baru saja mendapatkan berita buruk

 

 

 

 

 

2.         Saya lelah, punggung saya terluka, saya tidak dapat melihat dengan baik

 

 

 

 

 

3.         Saya tidak terlalu mengerti, tapi saya tidak mau bertanya kembali

 

 

 

 

 

4.         Saya melakukan ini semua untuk menghemat waktu, walaupun saya tahu ini tidak boleh dilakukan

 

 

 

 

 

5.         Saya tidak tidur nyenyak tadi malam

 

 

 

 

 

6.         Saya kira itu sudah dimatikan

 

 

 

 

 

7.         Saya kira pelindung yang saya pakai sudah digunakan dengan baik, saya selalu melakukan itu seperti biasanya

 

 

 

 

 

8.         Saya melakukan itu setiap waktu, tidak seorang pun yang mengomentari apa yang saya lakukan

 

 

 

 

 

9.         Saya melakukan itu tanpa berpikir

 

 

 

 

 

10.     Memegang alat dengan satu tangan yang seharusnnya dipegang oleh dua tangan

 

 

 

 

 

11.     Melakukan perbaikan cepat pada peralatan listrik

 

 

 

 

 

12.     Menempatkan lengan saya dekat dengan peralatan

 

 

 

 

 

13.     Perusahaan menyediakan obat-obatan untuk pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan

 

 

 

 

 

14.     Perusahaan memberikan jaminan kesehatan kepada setiap pekerja

 

 

 

 

 

15.     Tersandung alat ketika sedang berjalan

 

 

 

 

 

Sumber: Safety Passport 7 Rules

C. Produktivitas Pekerja (Y)

Tabel 3.3    Daftar Pertanyaan Produktivitas Pekerja (Y)

Pertanyaan

SS

S

TS

STS

TT

5

4

3

2

1

 

1.         Apakah saya ingat untuk mematikan mesin yang sudah tidak digunakan?

 

 

 

 

 

2.         Apakah saya menggunakan pengaman untuk kebisingan yang saya buat atau kebisingan yang ada di lingkungan saya?

 

 

 

 

 

3.         Apakah saya mengetahui seberapa besar kebisingan yang dibuat oleh peralatan saya?

 

 

 

 

 

4.         Apakah saya selalu merapikan tempat kerja saya?

 

 

 

 

 

5.         Apakah saya selalu mengikuti peraturan yang telah ditentukan?

 

 

 

 

 

6.         Apakah saya menggunakan sepatu pengaman?

 

 

 

 

 

7.         Apakah saya pernah terburu-buru dalam menuruni tangga dengan membawa barang banyak?

 

 

 

 

 

8.         Apakah jalur yang ada selalu dibersihkan secara teratur?

 

 

 

 

 

9.         Apakah saya selalu membaca aturan pakai sebelum menggunakan produk kimia?

 

 

 

 

 

10.     Apakah saya mempunyai semangat yang besar untuk pekerjaan yang saya lakukan?

 

 

 

 

 

11.     Apakah peralatan listrik yang saya gunakan dalam kondisi baik?

 

 

 

 

 

12.     Apakah saya tahu bahwa saya bekerja ditempat ketinggian?

 

 

 

 

 

13.     Apakah saya harus bertanya jika saya tidak mengerti bagaimana cara mengerjakannya atau bekerjanya?

 

 

 

 

 

14.     Apakah saya sudah tepat menggunakan Alat Pelindung Diri?

 

 

 

 

 

15.     Apakah Alat Pelindung Diri yang saya gunakan layak digunakan?

 

 

 

 

 

16.     Apakah saya sudah mengikuti aturan yang ada?

 

 

 

 

 

17.     Apakah saya sudah mengerti dengan peraturan yang dibuat?

 

 

 

 

 

18.     Apakah saya pernah meninggalkan peralatan kerja saya berserakan dimana saja?

 

 

 

 

 

19.     Saya mengetahui karakteristik peralatan kerja yang disediakan oleh perusahaan

 

 

 

 

 

20.     Saya mengetahui fungsi peralatan yang kerja yang disediakan oleh perusahaan

 

 

 

 

 

21.     Saya memahami mekanisme kerja peralatan yang disediakan perusahaan

 

 

 

 

 

22.     Saya mampu menggunakan peralatan kerja dengan efektif

 

 

 

 

 

23.     Saya mampu menyelesaikan pekerjaan saya dengan baik

 

 

 

 

 

24.     Keselamatan untuk pemula, bukan untuk pekerja yang sudah berpengalaman

 

 

 

 

 

 

Sumber: Safety Passport 7 Rules


3.2  Metode Pengolahan Data

Setelah keseluruhan hasil jawaban responden yang dibutuhkan terkumpul, selanjutnya dilakukan pengujian data yang meliputi uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan program pengolah data spss statistik.Pengujian data dilakukan pada tiap-tiap kelompok pertanyaan.

Langkah-langkah pengolahan data ini adalah:

1.      Pada halaman variabel view dibuat variabel keseluruhan pertanyaan.

2.      Hasil jawaban responden dipindahkan pada halaman data view.

3.      Jumlahkan hasil jawaban tiap-tiap responden pada Compute Variable.

4.      Lakukan uji validitas pada laman Bivariate Correlations.

5.      Selanjutnya, lakukan uji reabilitas pada laman Reliability Analysis.

6.      Setelah data sudah valid dan reliabel, selanjutnya persentasekan jawaban responden.

Model jawaban sangat setuju dijumlahkan dengan model setuju dan model jawaban tidak setuju dijumlahkan dengan model sangat tidak setuju.

7.      Kemudian lakukan pembahasan terhadap hasil data yang sudah diuji tersebut.

8.      Setelah selesai pembahasan terhadap hasil yang diteliti, kemudian dibuat rekapitulasi hasil.


 

3.3  Bagan Alir Penelitian

Dari pembahasan teori-teori penelitian maka peneliti menyusun bagan alir sebagai berikut:

Implementasi Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada proyek Pembangunan Gedung Hotel Grand Zuri Extension Padang

 
    

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Pembahasan

 
                                                                                                                          

Kesimpulan

 
 

 


Gambar 3.4    Bagan Alir Penelitian

IV   ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1  Analisis Data


Pada tahap ini menjelaskan mengenai analisis hasil quisioner seluruh jumlah pekerja yang telah didapat dari pengolahan data yang berpedoman pada safety passport 7 rules dan analisis kondisi sistem manajemen keselamatan dan kesehatan perusahaan pada proses Proyek Pembangunan Gedung Hotel Grand Zuri Extension Padang oleh PT. Grand Zuri Hotel.

4.1.1    Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Perusahaan/ Proyek

1.        Papan Informasi

Pemasangan rambu-rambu mengenai keselamatan dan kesehatan kerja

 

Gambar 4.1                     Rambu-Rambu K3

(Sumber: Dokumentasi Proyek)

2.             Manajemen Sistem Pengamanan/ Penanganan

Pada proyek pembangunan Gedung Hotel Grand Zuri Extension Padang, tenaga kerja dilindungi program jaminan kecelakaan kerja (JKK) dan jaminan kematian (JK) oleh BPJS Ketenagakerjaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 4.2    BPJS Ketenagakerjaan

(Sumber: Dokumentasi Proyek)


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4.2  PEMBAHASAN

1.    Hasil Jawaban Responden

Tabel 4.3      Rekapitulasi Keselamatan (X¹)

Sumber: Data Primer

 

 

 

 

Tabel 4.4            Rekapitulasi Kesehatan Kerja (X²)

Sumber: Data Primer

 

 

 

Tabel 4.5            Rekapitulasi Produktivitas Kerja (Y)

Sumber: Data Primer

 

 

 

 

 

 

 

 


3.        Uji Validitas

Tabel 4.6 Hasil   Uji     Validitas Keselamatan(X¹)

Sumber: Data Primer

Tabel 4.7 Hasil   Uji     Validitas Kesehatan(X²)

Sumber: Data Primer

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Produktivitas Pekerja (Y)

Sumber: Data Primer

3.    Uji Reliabilitas

Tabel 4.9    Hasil Uji Reliabilitas

 Keselamatan (X¹)

Sumber: Data Primer

Tabel 4.10  Hasil Uji Reliabilitas

Kesehatan Kerja (X²)

Sumber: Data Primer

 

Tabel 4.11  Hasil Uji Reliabilitas

Produktivitas    Pekerja    (Y)

Sumber: Data Primer


4.        Pembahasan Hasil Kuisioner

Tabel 4.12  Persentase Jawaban Keselamatan (X¹)

Pertanyaan

SS

S

TS

STS

TT

5

4

3

2

1

 

1.         Sudahkah pemimpin menunjukkan kepada Anda terhadap Isu Eksternal dan Internal dari tempat kerja dan resiko yang saat ini ada ditempat kerja?

8%

89%

3%

0%

0%

2.         Perusahaan selalu menyediakan pelindung kerja seperti helm, sepatu boots, sarung tangan, masker, dan yang dapat menghindari saya dari kecelakaan kerja

80%

20%

0%

0%

0%

3.          Perusahaan melakukan pengawasan secara lebih intensif terhadap pelaksanaan pekerjaan saya

0%

3%

82%

15%

0%

4.          Perusahaan memberikan pelatihan bagi setiap pekerja untuk bertindak dengan aman

0%

8%

74%

15%

3%

5.          Semua peralatan kerja dalam keadaan baik dan layak pakai

92%

8%

0%

0%

0%

6.          Apakah saya mengetahui aturan pengangkatan barang dan saya melakukannya dengan benar?

56%

44%

0%

0%

0%

7.         Apakah tali pengaman dalam kondisi baik?

85%

15%

0%

0%

0%

8.         Sudahkah tali, rantai, kait, dan yang lainnya telah diperiksa?

74%

27%

0%

0%

0%

9.         Semua bagian dari peralatan yang berbahaya telah diberi suatu tanda-tanda

54%

46%

0%

0%

0%

10.     Sudahkah prosedur pengikatan diperiksa secara sistematis?

59%

41%

0%

0%

0%

11.     Apakah saya selalu menggunakan helm dan sarung tangan?

2%

70%

28%

0%

0%

Sumber: Data Primer


Berdasarkan data tabel diatas diketahui 97% pekerja mendapatkan informasi tentang resiko yang saat ini ada di tempat kerja. Dari segi kelengkapan APD, perusahaan selalu menyediakan pelindung kerja untuk melindungi pekerja dari kecelakaan. Tetapi dari segi pengawasan 97% pekerja menyebutkan perusahaan kurang intensif dalam pengawasan pelaksanaan pekerjaan dan 89% pekerja menyebutkan perusahaan tidak memberikan pelatihan untuk bertindak dengan aman. Dalam melaksanakan pekerjaan keseluruhan pekerja menyebutkan peralatan kerja yang digunakan dalam keadaan baik dan layak pakai. Dalam melaksanakan pekerjaannya masih ada pekerja yang tidak memakai Alat Pelindung Kerja dengan baik.


 

Tabel 4.13   Persentase Jawaban Kesehatan Kerja (X²)

Pertanyaan

SS

S

TS

STS

TT

5

4

3

2

1

 

1.      Saya baru saja mendapatkan berita buruk

0%

2%

85%

13%

0%

2.      Saya lelah, punggung saya terluka, saya tidak dapat melihat dengan baik

0%

2%

95%

3%

0%

3.      Saya tidak terlalu mengerti, tapi saya tidak mau bertanya kembali

0%

3%

92%

5%

0%

4.      Saya melakukan ini semua untuk menghemat waktu, walaupun saya tahu ini tidak boleh dilakukan

0%

2%

95%

3%

0%

5.      Saya tidak tidur nyenyak tadi malam

0%

20%

80%

0%

0%

6.      Saya kira itu sudah dimatikan

0%

2%

85%

13%

0%

7.      Saya kira pelindung yang saya pakai sudah digunakan dengan baik, saya selalu melakukan itu seperti biasanya

2%

2%

90%

6%

0%

8.      Saya melakukan itu setiap waktu, tidak seorang pun yang mengomentari apa yang saya lakukan

0%

5%

95%

0%

0%

9.      Saya melakukan itu tanpa berpikir

0%

10%

90%

0%

0%

10.  Memegang alat dengan satu tangan yang seharusnnya dipegang oleh dua tangan

0%

54%

46%

0%

0%

11.  Melakukan perbaikan cepat pada peralatan listrik

69%

26%

5%

0%

0%

12.  Menempatkan lengan saya dekat dengan peralatan

3%

51%

33%

8%

5%

13.  Perusahaan menyediakan obat-obatan untuk pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan

0%

5%

95%

0%

0%

14.  Perusahaan memberikan jaminan kesehatan kepada setiap pekerja

74%

23%

0%

3%

0%

15.  Tersandung alat ketika sedang berjalan

0%

23%

77%

0%

0%

Sumber: Data Primer


Berdasarkan tabel diatas diketahui sebanyak 2% baru saja mendapatkan berita buruk, sebanyak 2% pekerja merasa lelah dan punggungnya terluka serta penglihatan mereka terganggu. Bahkan 20% pekerja pernah tidak nyenyak tidurnya. Tidak hanya itu, 95% pekerja menyebutkan perusahaan tidak menyediakan obat-obatan untuk pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan kerja. Akan tetapi, seluruh pekerja mendapatkan jaminan kecelakaan kerja dari perusahaan.


Tabel 4.14       Persentase Jawaban Produktivitas Pekerja (Y)

Pertanyaan

SS

S

TS

STS

TT

5

4

3

2

1

 

1.      Apakah saya ingat untuk mematikan mesin yang sudah tidak digunakan?

72%

23%

5%

0%

0%

2.      Apakah saya menggunakan pengaman untuk kebisingan yang saya buat atau kebisingan yang ada di lingkungan saya?

26%

59%

15%

0%

0%

3.      Apakah saya mengetahui seberapa besar kebisingan yang dibuat oleh peralatan saya?

33%

64%

3%

0%

0%

4.      Apakah saya selalu merapikan tempat kerja saya?

16%

69%

15%

0%

0%

5.      Apakah saya selalu mengikuti peraturan yang telah ditentukan?

48%

44%

8%

0%

0%

6.      Apakah saya menggunakan sepatu pengaman?

54%

41%

5%

0%

0%

7.      Apakah saya pernah terburu-buru dalam menuruni tangga dengan membawa barang banyak?

0%

13%

79%

5%

3%

8.      Apakah jalur yang ada selalu dibersihkan secara teratur?

10%

54%

36%

0%

0%

9.      Apakah saya selalu membaca aturan pakai sebelum menggunakan produk kimia?

5%

13%

79%

0%

3%

10.  Apakah saya mempunyai semangat yang besar untuk pekerjaan yang saya lakukan?

77%

18%

5%

0%

0%

11.  Apakah peralatan listrik yang saya gunakan dalam kondisi baik?

74%

26%

0%

0%

0%

12.  Apakah saya tahu bahwa saya bekerja ditempat ketinggian?

20%

80%

0%

0%

0%

13.  Apakah saya harus bertanya jika saya tidak mengerti bagaimana cara mengerjakannya atau bekerjanya?

56%

41%

3%

0%

0%

14.  Apakah saya sudah tepat menggunakan Alat Pelindung Diri?

77%

18%

5%

0%

0%

15.  Apakah Alat Pelindung Diri yang saya gunakan layak digunakan?

85%

15%

0%

0%

0%

16.  Apakah saya sudah mengikuti aturan yang ada?

67%

33%

0%

0%

0%

17.  Apakah saya sudah mengerti dengan peraturan yang dibuat?

54%

43%

0%

0%

3%

18.  Apakah saya pernah meninggalkan peralatan kerja saya berserakan dimana saja?

0%

3%

90%

7%

0%

19.  Saya mengetahui karakteristik peralatan kerja yang disediakan oleh perusahaan

18%

79%

0%

0%

3%

20.  Saya mengetahui fungsi peralatan yang kerja yang disediakan oleh perusahaan

28%

72%

0%

0%

0%

21.  Saya memahami mekanisme kerja peralatan yang disediakan perusahaan

23%

77%

0%

0%

0%

22.  Saya mampu menggunakan peralatan kerja dengan efektif

79%

21%

0%

0%

0%

23.  Saya mampu menyelesaikan pekerjaan saya dengan baik

72%

28%

0%

0%

0%

24.  Keselamatan untuk pemula, bukan untuk pekerja yang sudah berpengalaman

0%

0%

5%

92%

3%

Sumber: Data Primer


Dari tabel diatas ditemukan penyebab kebisingan karena 95% pekerja tidak mematikan mesin yang sudah tidak digunakan, hanya 85% yang menggunakan pelindung kebisingan dari peralatan yang digunakan dan peralatan sekitar dan sebanyak 3% pekerja tidak mengetahui seberapa kebisingan yang dibuat oleh peralatannya. Sebanyak 15% pekerja ditemukan tidak merapikan tempat kerjanya. 95% pekerja ditemukan sudah semangat dalam melaksanakan pekerjaannya. Dari tabel diatas masih ditemukan sebanyak 3% pekerja tidak mau bertanya jika tidak mengerti cara mengerjakan sesuatu bahkan sebanyak 7% pekerja pernah meningggalkan peralatan pekerjaan berserakan dimana saja. Akan tetapi seluruh pekerja mampu menggunakan peralatan kerja secara efektif dan mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.

5.        Faktor penghambat dalam melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

Hambatan dalam melaksanakan program K3 pada proyek Pembangunan Gedung Hotel Grand Zuri Extension Padang, tentunya menjadi kajian yang harus diketahui oleh pihak terkait. Sejauh ini penerapan K3 pada proyek tersebut dirasakan masih belum optimal. Hal ini di pengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

1.        Pada proyek Pembangunan Gedung Hotel Grand Zuri Extension ini, pekerja yang berpendidikan rendah cukup banyak, karena tingkat pendidikan responden sangat berpengaruh kepada pengetahuan dan kepedulian mereka terhadap pentingnya keselamatan dalam bekerja. Jika tingkat pendidikan pekerja rendah kebanyakan mereka tidak mengetahui atau tidak memperdulikan pentingnya keselamatan dan kesehatan dalam bekerja.

2.        Kurangnya pengawasan dari pihak K3 terhadap kondisi keselamatan, kesehatan pekerja dilapangan. Hal ini membuat pekerja leluasa untuk tidak mematuhi aturan K3 karena mereka merasa tidak diawasi.

3.        Pihak yang berwenang dalam proyek ini tidak mengadakan pelatihan tentang keselamatan dan kesehatan kerja atau simulasi mitigasi bencana. Pelatihan tentang dasar K3 sangat diperlukan untuk menambah wawasan pekerja terhadap K3.

4.        Dalam malaksanakan pekerjaan masih ditemukan pekerja yang tidak memakai Alat Pelindung Diri karena kurangnya kepedulian mereka terhadap pentingnya keselamatan bekerja.

Untuk itu penting kiranya pihak terakit proyek Pembangunan Gedung Hotel Grand Zuri Extension Padang untuk menemukan atau bahkan menghilangkan hambatan-hambatan dalam penerapan program K3.

6.    Rekapitulasi Hasil

1. Berdasarkan hasil dari quisioner diatas, dari segi keselamatan perusahaan sudah cukup memperhatikan keselamatan kepada para pekerja yaitu dengan menyediakan pelindung kerja seperti helm, sepatu boots, sarung tangan, masker, dan yang dapat menghindari pekerja dari kecelakaan kerja. Kepedulian pekerja terhadap keselamatan diri mereka saat bekerja cukup baik walaupun masih ada yang tidak peduli terhadap keselamatan kerja. Dari segi kesehatan masih ditemukan pekerja kelelahan, punggung mereka terluka bahkan penglihatan mereka tidak baik akibat terlalu memaksakan dalam bekerja bahkan mereka juga mengangkat peralatan satu tangan yang seharusnya diangkat dengan dua tangan. Dalam upaya menjamin kesehatan pekerja, perusahaan memberikan jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian. Akan tetapi perusahaan belum menyediakan obat-obatan apabila ada diantara pekerja yang mengalami kecalakaan ringan. Produktivitas pekerja cukup baik karena mereka sudah memahami baik itu aturan pemakaian peralatan, mekanisme kerja peralatan, fungsi peralatan dan mempunyai semangat yang besar untuk menyelesaikan pekerjaan. Walaupun demikian, masih ditemukan pekerja yang tidak mau bertanya apabila tidak mengerti cara melaksanakan pekerjaan bahkan masih ada yang pernah meninggalkan peralatan kerja tidak pada tempatnya.

2.  Secara keseluruhan faktor yang menyebabkan program keselamatan dan kesehatan kerja menjadi terhambat adalah:

1.    Pada proyek Pembangunan Gedung Hotel Grand Zuri Extension ini, pekerja yang berpendidikan rendah cukup banyak, karena tingkat pendidikan responden sangat berpengaruh kepada pengetahuan dan kepedulian mereka terhadap pentingnya keselamatan dalam bekerja. Jika tingkat pendidikan pekerja rendah kebanyakan mereka tidak mengetahui atau tidak memperdulikan pentingnya keselamatan dan kesehatan dalam bekerja.

2.    Dari segi usia, ada beberapa orang pekerja yang sudah berumur lebih dari 50 tahun. Hal ini berpengaruh kepada pengetahuan mereka tehadap pentingnya keselamatan bekerja karena mereka beranggapan bahwa aturan keselamatan hanya untuk pemula atau pekerja yang berusia muda. Selain itu pekerja yang sudah berumur juga rentan terkena penyakit, makanya perlu disiapkan obat-obatan.

3.    Kurangnya pengawasan dari pihak K3 terhadap kondisi keselamatan, kesehatan pekerja dilapangan. Hal ini membuat pekerja leluasa untuk tidak mematuhi aturan K3 karena mereka merasa tidak diawasi.

4.    Pihak yang berwenang dalam proyek ini tidak mengadakan pelatihan tentang keselamatan dan kesehatan kerja atau simulasi mitigasi bencana. Pelatihan tentang dasar K3 sangat diperlukan untuk menambah wawasan pekerja terhadap K3.

5.    Dalam malaksanakan pekerjaan masih ditemukan pekerja yang tidak memakai Alat Pelindung Diri karena kurangnya kepedulian mereka terhadap pentingnya keselamatan bekerja.

6.    Perusahaan tidak menyediakan obat-obatan sebagai pertolongan pertama terhadap pekerja yang mengalami kecelakaan.

V.      KESIMPULAN DAN SARAN

5.1     Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:

1.        Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada Proyek Pembangunan Gedung Hotel Grand Zuri Extension Padang yang mengacu pada safety passport 7 rule, pada segi keselamatan penerapan SMK3 masih 59%, pada segi kesehatan penerapan SMK3 80%, dan pada segi produktivitas pekerja penerapan SMK389 %. Dapat diketahui penerapan SMK3 pada keselamatan kerja masih kurang baik.

2.        Faktor yang menyebabkan implementasi keselamatan dan kesehatan kerja menjadi terhambat adalah:

1.    Pendidikan pekerja rendah.

2.    Beberapa pekerja berusia diatas 50 tahun.

3.    Kurangnya pengawasan dari pihak K3.

4.    Perusahaan tidak mengadakan pelatihan K3.

5.    Kurangnya kesadaran pekerja terhadap pentingnya K3.

6.    Perusahaan tidak menyediakan kotak P3K.

5.2     Saran

Adapun saran yang diberikan kepada pihak perusahaan untuk dapat dipertimbangkan dari hasil penelitian skripsi ini adalah:

1.        Perusahaan memberikan informasi dari kegunaan alat dalam setiap pekerjan dan melaporkan bahaya yang ditimbulkannya.

2.        Perusahaan selalu memeriksa dan mengganti secara berkala rambu-rambu K3.

3.        Perusahaan melakukan pengecekan terhadap Alat Pelindung Diri (APD) dan Alat Pelindung Kerja (APK) apakah masih layak atau tidak karena melihat pembangunan saat ini semakin tinggi dan resiko kecelakaan semakin besar.

4.        Perusahaan menyediakan obat-obatan kotak P3K sebagai pertolongan pertama jika pekerja mengalami kecelakaan.

5.        Perusahaan mengadakan pelatihan K3 atau simulasi mitigasi bencana.

6.        Perusahaan mewajibkan pekerja menggunakan Alat Pelindung Kerja (APD) yang sesuai standart.

7.        Perusahaan mengevaluasi tentang kinerja keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerja mulai dari melakukan pekerjaan sampai selesai bekerja.


 

DAFTAR PUSTAKA

Depnakertrans, 1994. Analisa Kecelakaan Kerja

Imam Ghozali, 2002. Aplikasi analisis multivariat dengan program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Junaidi, 2010: Tabel r (Koefisien Korelasi Sederhana) df = 1 – 200

http://junaidichaniago.wordpress.com

Markkanen. 2004. Keselamatan & Kesehatan Kerjadi Indonesia.

Diakses pada tanggal 10 Mei 2020

https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo jakarta/documents/publication/wcms_120561.pdf

Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. Kep. 463/MEN/1993. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Permenaker No. PER05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 tentang PenerapanSistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan Kerja

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia No. 21/PRT/M/2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

Ramadhan, Achmad. 2012. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

          (Studi Pada Proyek Pembangunan Jalan Rawa Buaya, Cengkareng). Depok: Universitas Indonesia.

Sari, Gadis Rosita. 2013. Studi Implementasi Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Proyek Pembangunan Hotel Brothers Solo Baru

PT Wijaya Karya Bangunan Gedung. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Seminar Balai K3, 2010. Pengertian Safety Passport 7 Rules

Wahyuni Octafany S, Ayu. 2019. Analisis Implementasi SMK3 dan Strategi Pengendalian Kecelakaan Kerja Pada Proyek Konstruksi

          (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Jembatan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung Seksi II). Palembang: Universitas Sriwijaya.